Rabu, 18 Mei 2011

KAMI KAUM YANG TERTINDAS DAN MEREKA YANG MENINDAS


Sebuah realitas tentang kehidupan di negeri ini yang makin lama makin mengesampingkan hati nurani dan moral manusia dalam hal kesejahteraan rakyat.  dimana pemerintah semakin acuh untuk mengurus rakyatnya sendiri untuk mencapai kata sejahtera, sudah hampir 66 tahun Indonesia merdeka dari belenggu penjajahan bangsa yang pernah menjajah Indonesia, harusnya dalam jangka waktu yang cukup lama itu Indonesia sudah menjadi Negara yang diperhitungkan dalam kancah dunia internasional, tapi Indonesia belum menjadi Negara  maju, menilik kembali dalam 66 tahun sejak Indonesia merdeka seharusnya rakyat Indonesia sudah sejahtera dalam berbagai hal, tapi kenyataan yang ada Indonesia masih terberembab kedalam lubang  yang sama sebelum Indonesia memproklamirkan diri sebagai Negara yang merdeka.
Ada apa dengan Negara kita ini?. apakah karena penjajahan yang lama itu mewariskan sikap menjajah kepada tiap orang yang duduk di pemerintahan?, atau karena memang mereka dididik untuk menindas kaum yang lemah?, bila dibandingkan dengan Negara tetangga kita saja Indonesia masih kalah dalam berbagai hal, padahal luas wilayah Indonesia dengan luas wilayah Negara tetangga saja terpaut angka yang signifikan timbul pertanyaan lagi kenapa Negara tetangga kita lebih maju dengan luas wilayah yang tak lebih besar dari pulau jawa?. kalau melihat SDA yang ada harusnya Indonesia bisa lebih dan bahkan bisa meninggalkan Negara-negara tersebut, SDA laut, pertambangan, dan berbagai SDA lainnya, tapi SDA yang ada di Negara kita malah dikelola oleh pihak asing yang dengan santainya mengeruk keuntungan dari kekayaan yang kita miliki, apa pemerintah kita bodoh membiarkan kekayaan Indonesia ini dirampok dengan santai dan bahkan pemerintah mendukungnya, para penjajah kekayaan kita tertawa puas karena mereka dapat membodohi Negara kita yang notabene dalah Negara yang kaya akan SDA yang melimpah ruah. Andai saja Negara kita mampu mengelola potensi yang ada dari berbagai SDA tersebut mungkin pendidikan akan gratis, tak ada lagi pengemis, tak ada lagi pemulung, tak ada ;agi buruh yang getol menuntut kesejahteraannya, tak ada lagi anak-anak jalanan yang harus memperjuangkan nasibnya sendiri karena pemerintah tidak mau mengurus mereka padahal kalau dilihat didalam UUD ’45 ada salah satu pasal yang mengatur tentang pengurusan kaum miskin kota tersebut (pengemis,pemulung, dan anak jalanan), tapi kenapa mereka tidak mau memikirkan nasib rakyat sendiri, mereka malah asik berhura-hura diluar negeri dengan alasan studi banding yang tidak begitu ada hasilnya dari studi bandinyang mereka lakukan.
Mereka yang dipilih dari rakyat dengan berbagai janji manis yang mereka gembar-gemborkan menjelang pemilihan umum dengan berbagai cara mereka tempuh supaya mendapat kursi kekuasaan. Sesudah mereka terpilih pastilah mereka akan melupakan janji manis mereka tehadap rakyat yang memilihnya, mereka yang ada di kursi kekuasaan sana sudah dibutakan oleh gemerlapnya kekuasaan yang mereka terima, mereka yang ada di kursi pemerintahan sana sudah melupakan apa yang seharusnya mereka lakukan, mereka yang tertindas di Negeri sendiri bersatulah, karena penindasan ini harus kita lawan dengan menggalang persatuan diantara kita yang tertindas bukan hanya kalian sendiri sajalah yang merasakan penindasan ini jika kita bersatu tidaklah berat perjuangan kita demi terciptanya kesejahteraan yang kita impi-impikan selama ini, mereka yang ada di bangku pendidikan belajarlah dan jadilah orang yang berguna bagi bangsa dan Negara, perjuangkanlah nasib rakyat yang tertindas ini jangan jadikan dirimu seperti tikus-tikus yang berjas itu, kalian adalah penerus bangsa yang akan meneruskan cita-cita orang yang tertindas, jangan kau lanjutkan cita-cita para kapitalis yang ingin meraup keuntungan diatas penderitaan kami (orang-orang yang tertindas).
Semarang, 9 Mei 2011

Taufiq Hidayat
(tobil)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar