Selasa, 28 April 2015

SEMARANG "KOTA MERAH"


Semarang (Noun) Kota Sejarah yang penuh dengan anugrah kalau kata Serempet Gudal dalam lagu Semarangannya. Ibu kota provinsi Jawa Tengah ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Bukti otentiknya adalah banyaknya bangunan kuno yang tersebar di Kota ini, Lawang Sewu, Gereja Blenduk, Gedung Sarekat Islam, dan masih banyak lagi bangunan kuno lainnya.
Berbicara masalah julukan Kota Merah yang melekat pada Kota Semarang ini kita akan kembali lagi ke zaman perjuangan kemerdekaan dahulu, saya akan sedikit mem-flashback kembali kenapa Semarang mendapat julukan tersebut.
Semarang memang menarik beberapa para kaum kiri yang sebagai tempat perjuangan, siapa yang tidak kenal Semaoen, Sneevliet, Tan Malaka dan banyak lagi lainnya. Entah kenapa kota ini dipilih menjadi poros perjuangan progresif, salah satu organisasi progresif revolusioner adalah Sarekat Islam Cab Semarang yang mana di ketuai oleh Semaoen. Cabang Semarang menjadi salah satu sorotan karena beberapa tokoh revolusioner yang mulai membuka pikirannya memasukkan paham komunis kedalam perjuangan menuju kemerdekaan ini. Di cabang Semarang ini pula munculnya pemogokkan pekerja terbesar di Asia Tenggara pada waktu itu.
http:syunantyoadi.files.wordpress.com
 Salah satu peninggalan sejarah Kota Merah yang menjadi saksi bisu perjuangan adalah Gedung Sarekat Islam yang terletak di Kp Ligu Selatan, Sambirejo, Semarang.
Nasib gedung ini dulu tidak mendapat perhatian dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, sekarang setelah diangkat kembali gedung ini oleh beberapa orang penggiat sejarah gedung ini akhirnya di renovasi.
Sebelum di renovasi gedung ini tidak terawat dan bahkan ingin dirobohkan oleh warga sekitar dengan alasan akan di bangun gedung baru atau yang sejenisnya. 


Saya pun pernah menengok gedung tersebut ketika akan di renovasi, agenda tilik (Red. Mengunjungi) gedung SI yang diadakan oleh Komunitas Lopen Semarang dan Komunitas Penggiat Sejarah. Berikut foto yang bisa saya dapat. 



 Dan ini adalah foto dulu kini yang di buat oleh Komunitas Lopen Semarang


sungguh aura perjuangan di Gedung ini masih terasa, karena saya lebih mengenal Sarekat Islam melalui buku dan saya mencoba merasakan semangat perjuangan itu dalam gedung tersebut.
Berbicara mengenai Kota Merah ini saya pernah bertemu dengan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang datang ke Semarang dalam kegiatan organisasi, dia kemudian bertanya ke saya “Bagaimana perjuangan mahasiswa di Semarang? Apakah geloranya masih sama dengan para tokoh yang dulu berjuang di Kota ini?”. Saya hanya bisa menjawab “Semarang kini menjadi kota abu-abu bung !!”.





Ini adalah Foto Gedung SI pasca direnovasi
Sindo.com